SOLOK — Curah hujan ekstrem akibat hidrometeorologi basah yang terjadi sejak 24 November 2025 memicu bencana banjir dan longsor besar di Kabupaten Solok. Bencana ini mengakibatkan kerusakan luas pada fasilitas umum, pemukiman, pertanian, serta memaksa banyak masyarakat mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Sejumlah sarana vital seperti jalan kabupaten, jembatan, irigasi, fasilitas air bersih, masjid, mushola, hingga bangunan sekolah mengalami kerusakan berat. Material longsor yang menumpuk di beberapa titik semakin memperparah kondisi, membuat akses transportasi terputus dan proses distribusi logistik menjadi terhambat. Rumah warga banyak yang rusak ringan hingga berat, lahan pertanian terendam, dan berbagai harta benda tidak dapat diselamatkan.
Wakil Bupati Solok, H. Candra, dalam jumpa pers pada Sabtu (29/11/2025) menyampaikan bahwa sedikitnya 6.190 warga terdampak langsung bencana ini. Ia juga menegaskan bahwa tujuh nagari masih dalam kondisi terisolasi karena aksesnya tertutup banjir dan longsor, yaitu Nagari Koto Hilalang, Selayo, Muaro Pingai, Paninggahan, Simpang Tanjung Nan Ampek, Koto Sani, dan Saning Baka. Beberapa warga dilaporkan mengalami luka berat dan telah dirujuk ke RSUD Arosuka untuk mendapatkan penanganan medis.
Kebutuhan mendesak warga terdampak saat ini meliputi beras, minyak goreng, telur, mie instan, dan air bersih. Selain itu, kebutuhan tambahan berupa selimut, bantal, pakaian, family kit, velbed, perahu karet, pampers, dan susu anak sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan hidup para pengungsi. Di dua daerah yang terisolasi cukup parah, Paninggahan dan Muaro Pingai, stok cabai menjadi kebutuhan khusus karena suplai komoditas tersebut terputus total.
Pemerintah Kabupaten Solok telah melakukan berbagai langkah cepat untuk menangani situasi darurat. Posko bencana didirikan di Koto Baru sebagai pusat koordinasi. Petugas gabungan membantu mengevakuasi masyarakat dari titik rawan, menyalurkan bantuan logistik, serta mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan warga. Pemerintah daerah juga melakukan koordinasi intensif dengan BNPB dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk percepatan bantuan dan dukungan operasional. Pemantauan lapangan dilakukan secara rutin untuk memastikan seluruh wilayah terdampak mendapat perhatian yang sama.
Dalam rencana tindak lanjut, Pemerintah Kabupaten Solok menyiapkan tambahan logistik berupa beras, telur, minyak goreng, dan mie instan. Perbaikan infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, serta fasilitas publik lainnya akan diprioritaskan. Update data bencana dilakukan secara berkala sebagai acuan kebutuhan di lapangan. Setiap OPD juga akan dibagi tugas untuk memperkuat penanganan di wilayah terdampak melalui gotong royong bersama. Pemerintah turut mengimbau kecamatan dan nagari yang tidak terdampak untuk ikut membantu meringankan beban masyarakat. Proposal bantuan tambahan akan disampaikan kepada BNPB, Pemerintah Provinsi Sumbar, dan pihak terkait lainnya guna mempercepat pemulihan. Koordinasi lintas lembaga juga akan terus ditingkatkan agar penanggulangan berjalan lebih efektif.
Dalam momentum jumpa pers tersebut hadir sejumlah pimpinan daerah dan unsur keamanan, di antaranya Ketua DPRD Kabupaten Solok Ivoni Munir, Kapolres Solok AKBP Agung Pranajaya, Dandim 0309 Solok Letkol Kav Sapta Raharja, Waka Polres Solok Kota Kompol Aliman, jajaran OPD Pemkab Solok, serta para relawan yang sejak awal turut membantu proses penanganan bencana.
Bencana yang melanda Kabupaten Solok ini menunjukkan besarnya kebutuhan akan kesiapsiagaan dan sinergi seluruh pihak. Pemerintah dan masyarakat berharap cuaca segera membaik agar proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat dan kehidupan warga dapat kembali normal.

Updates.